Ini kegiatan anak-anak penggalang SDN Dr Sutomo IV pada tanggal 23 Maret 2013 praktek membuat nasi goreng
<iframe width="420" height="315" src="https://www.youtube-nocookie.com/embed/PGaIya5MRlk?rel=0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Sabtu, 23 Maret 2013
Rabu, 13 Maret 2013
Arti Logo Kwartir Daerah Jawa Timur
Buat kakak-kakak pembina Pramuka sekarang ini kami posting arti logo kwarda jatim
Bagi teman - teman yang ingin download logo Kwarda Jawa Timur bisa download link dobawah ini
Link Download Format CDR atau PNG
Kiasan Lambang
Makna Warna Lambang
Bagi teman - teman yang ingin download logo Kwarda Jawa Timur bisa download link dobawah ini
Link Download Format CDR atau PNG
Kiasan Lambang
1. Perisai
Perisai simetris sederhana bersegi lima,
merupakan symbol pancasila sebagai penganman guna melindungi dan
menanggulangi setiap bahaya, ancaman,serangan dan ancaman.
Melambangkan bahwa pramuka jawa timur dengan berbekal jiwa pancasila siap
menghadapi segala macam bahaya, ancaman, serangan dan tantangan hidup.
2. Tulisan Jawa Timur
Tulisan Jawa Timur warna mera pada perisai bagian atas di atas dasar warn
putih.
Melambangkan sikap pemberani,pantang menyerah, pantang putus
asa, kesatria, berani karena kebenaran.
Menggambarkan kebulatan tekad untuk menempuh rintangan / halangan serta
perwujudan watak pemberani dari pramuka Jawa Timur.
3. Tugu Pahlawan
Tuguh pahlawan dengan sepuluh bagian bangunan berdiri tegak ditengah depan
gapura.
Melambangkan keteguhan semangat pahlawan yang patriotik selalu membara
di dada setiap pramuka Jawa Timur.
Melambangkan dasa dharma Pramuka sebagai ketentuan moral Pramuka.
4. Gapura
Gapura bentar bersisi dua, dengan tiga sap profil ( kaki,badan dan kepala).
Melambangkan Candi Bentar yang merupakan kiasan atas kejayaan daerah jawa timur sejak dahulu kala, sewaktu kejayaan kerjaan Airlangga dan kerajaan Majapahit sampai sekarang.
Melambangkan Candi Bentar yang merupakan kiasan atas kejayaan daerah jawa timur sejak dahulu kala, sewaktu kejayaan kerjaan Airlangga dan kerajaan Majapahit sampai sekarang.
Gapura Bentar Menggambarkan kejuangan Pramuka Jawa Timur.
Dua sisi gapura ( sepasang) menggambarkan pramuka putera dan puteri juga
dwi satya dan dwi dharma.
Sedangkan tiga sap profil menggambarkan Tri Satya.
Dwi satya dan tri satya
merupakan janji pramuka. Sedangkan dwi Dharma merupakan ketentuan moral
Pancasila.
5. Gunung.
Gunung berdiri kokoh melambangkan bahwa wilayah jawa timur tersapat banyak
gunung menjulang tinggi, termasuk yangtertinggi gunung semeru.
Menggambarkan cita – cita tinggi Pramuka Jawa Timur.
Gunung sekaligus menggambarkan tanah yang ada diatas gelombang samudra dan
aliran sungai. Melambangkan tanah di wilaya Jawa Timur sebagian besar subur dan
terkandung didalamnya kekayaan alam yang tidak ternilai.
Hal ini menggambarkan bahwa setiap pramuka jawa timur mencintai lingkungan
hidup dan tanah airnya. Sekaligus menggambarkan bahwa pramuka Jawa Timur
memiliki potensi tinggi, apabila memperoleh pembinaan yang tepat akan menjadi
sumber daya yang berkualitas.
6. gelombang samudra dan Alur Sungai
Gelombang ombak samudra di bawah dan tengah,
melambangka bahwa wilayah jawa timur sebagian besar di kelilingi gelombang
samudra. Alun sungai kanan dan kiri di bawah tanah /gunung di kri dan kanan
tunas kelapa,
melambangkan sungai – sungai yang ada di Jawa Timur, di antaranya dua
sungai besar yaitu sungai Brantas dan Solo.
Samudra dan sungai keduanya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini
melambangkan Pramuka jawa timur memiliki wawasan yang luas dan semangat
pengabdian yang tinggi serta bermanfaat bagi kemajuan masyarakat.
7. Tunas Kelapa
Satu tunas kelapa berdiri tegak di tengah perisai. Melambangkan tekad
tunggal pramuka yang merupakan potensi generasi penerus perjuangan bangsa, yang
berguna dalam situasi apapun dalam pembangunan juga dalam mencapai tujuan
nasional.
Makna Warna Lambang
1. Kuning :
Berarti Kebebasan, Kegairahan, Kegembiraan, kedinamisan,
menggambarkan pula sifat trengginas, juga melambangkan kemakmuran.
2. Biru :
Berarti kesetiaan, keikhlasan, ketenangan, dan kesukarelaan dalam
mengabdi kepada ibu pertiwi.
3. Hitam :
Berarti kekuatan, kewibawaan, menggambarkan pula sifat tatag,
tangguh dan tanggon.
4. Hijau :
Berarti
kesuburan,kesegaran,ketentraman,kemakmuran,kedamaian,menggambarkan pula sifat
kmatangan jiwa dan kesabaran.
5. Merah :
Berarti berani, kebulatan tekad untuk menempuh rintangan dan
alangan.
6. Putih :
Berarti kesucian, menggambarkan pula suci dalam
pikiran,perkataan dan perbuatan.
Makna Gambar Lambamng Pramuka Kwartir Derah Jatim
Melambangkan watak khas Pramuka Jawa Timur yang patriotik, tangguh, tanggon, trampil, dan tenggrinas, berjiwa Pancasila dengan berpegang teguh pada Satya dan Dharma Pramuka, siap mengabdi kepada Nusa dan Bangsa pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya, menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Melambangkan watak khas Pramuka Jawa Timur yang patriotik, tangguh, tanggon, trampil, dan tenggrinas, berjiwa Pancasila dengan berpegang teguh pada Satya dan Dharma Pramuka, siap mengabdi kepada Nusa dan Bangsa pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya, menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Senin, 11 Maret 2013
Laporan Nara Karya Satu
Buat teman - teman Pembina Pramuka yang sedang menempuk Nara karya Satu, ini kak Ali ingin berbagi pengalaman, ini Kak Ali Posting Laporan Nara Karya Satuku mulai nara Karya 1, 2, 3, 4 semoga bermanfaat bagi yang mau download silahkan semua file aku simpan dalam format doc kemudian saya zip
Hal ini sengaja aku lakukan untuk membantu teman calon pembina karena posting Laporan NK1 yang lama sudah dihapus oleh admin
link download Lap NK1 - 1 ZIP
link download Lap NK1 - 2 ZIP
link download Lap NK1 - 3 ZIP
link download Lap NK1 - 4 ZIP
Hal ini sengaja aku lakukan untuk membantu teman calon pembina karena posting Laporan NK1 yang lama sudah dihapus oleh admin
link download Lap NK1 - 1 ZIP
link download Lap NK1 - 2 ZIP
link download Lap NK1 - 3 ZIP
link download Lap NK1 - 4 ZIP
Kamis, 08 Maret 2012
Laporan Ke-2
ini link untuk mendownload laporan ke-2 khusus kak angel, Rendra dan fitri
http://www.4shared.com/rar/ wY41CJgL/MPP_Laporan2_angel. html
http://www.4shared.com/rar/ CszDZHWk/MPP_Laporan2_Ren.html
http://www.4shared.com/rar/ Y9xAArMe/MPP_Laporan2_fitri. html
http://www.4shared.com/rar/
http://www.4shared.com/rar/
http://www.4shared.com/rar/
Jumat, 02 Maret 2012
Panduan
PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL
KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD)
I. Pendahuluan
Proses pembelajaran yang berpusat kepada pendidik (teacher centered), di mana pendidik menganggap dirinya sebagai gudang ilmu pengetahuan (store of knowledge) sudah menjadi kamus kuno. Baden Powell telah mengalihkan proses pembelajaran menjadi proses pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (ask the boys – students centered). Dengan demikian pendidik berperan sebagai fasilitator bukan dominator.
Panduan ini dibuat agar penyelenggaraan kursus dapat dilakukan dengan memberi pengayaan pada metode penyampaian materi kursus, dan tidak terbatas pada metode ceramah. Pada akhir kursus, diharapkan peserta kursus memiliki wawasan kepramukaan yang lebih luas, serta keterampilan yang memadai untuk membina gugusdepan.
Panduan teknis penyajian modul Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) disusun dalam rangka standarisasi pola penyajian modul KMD, dengan harapan dapat menjadi panduan dasar bagi Pelatih Pembina Pramuka. Adapun pengembangan selanjutnya diserahkan kepada pelatih yang bersangkutan.
II. Tujuan dan Sasaran KMD
1. Tujuan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, disingkat KMD, adalah untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktis membina Pramuka.
2. Sasaran
Setelah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, peserta mampu :
a. Memahami, menghayati dan melaksanakan AD & ART Gerakan Pramuka.
b. Menjelaskan tentang Kepramukaan serta perkembangannya.
c. Menerapkan kepramukaan secara efektif dan efisien dalam membina Pramuka sesuai dengan golongannya.
d. Membina dan mengembangkan mental, fisik, intelektual, emosional dan sosial sesuai dengan golongannya sehingga dia mampu berperan positif dalam masyarakat lingkungannya.
e. Menerapkan kepemimpinan yang dijiwai dan bersumber pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka.
f. Mengelola Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik) sesuai dengan golongannya dan mengelola satuannya.
III. Metode
Materi KMD disajikan dengan pendekatan andragogi, berfokus pada pembelajaran diri interaktif progresif dengan melibatkan peserta secara langsung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode, di antaranya :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi kelompok
3. Curah gagasan
4. Metta Plan (Country Fair)
5. Studi kasus
6. Kerja kelompok
7. Demonstrasi
8. Bermain peran
9. Presentasi
10. Bola salju (snow balling)
11. Debat
12. Fish Bowl
13. Class students have
14. Simulasi
15. Base Mathod
16. Berbagai kegiatan praktek (kesiagaan, kepenggalangan, kepenegakan, kepandegaan, scouting skill, dan permainan).
17. Open Forum
18. Rencana Tindak lanjut/RTL (Action Plan).
IV. Rencana Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun rencana pembelajaran adalah andragogi yaitu strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara “Do-Look-Learn”. Untuk itu diperlukan petunjuk pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi berupa persiapan pembelajaran oleh pelatih (format terlampir) dan petunjuk pembelajaran bagi peserta kursus (format terlampir).
Pada akhir pertemuan sesi, pelatih mengadakan sharring dengan tujuan mengadakan pembulatan/pencerahan berupa kesimpulan.
V. Strategi pembelajaran
1. Strategi pembelajaran dilaksanakan dengan tata urut sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana belajar sesuai dengan topik sajian yang ada.
b. Memberikan petunjuk pembelajaran.
c. Sharing atas temuan-temuan yang ada.
d. Pembulatan/pencerahan/kesimpulan.
(agar lebih diperinci lagi)
2. Pembagian waktu penyajian pada setiap Pokok Bahasan:
a. Pengantar dan penjelasan materi untuk pemahaman konsep (ceramah) : 20 %;
b. Kegiatan praktek/simulasi/demonstrasi/ kerja kelompok atau mandiri : 70 %;
c. Pembulatan/pencerahan/kesimpulan :10%;
d. Satu jam pelajaran = 45 menit
3. KMD dilaksanakan di dalam ruangan 1/3 alokasi waktu dan di alam terbuka dalam bentuk perkemahan 2/3 alokasi waktu atau 2,5 hari di kelas – 4,5 hari di perkemahan.
VI. Pendukung Proses Belajar Mengajar dengan pendekatan Andragogi
1. Sarana Prasarana:
a. Lokasi kursus yang nyaman dan aman (terhindar dari gangguan)
b. Ruang belajar yang sehat.
c. Alat bantu pembelajaran yang memadai (kuantitas dan kualitas).
d. Alat musik yang dapat digunakan untuk memperdengarkan lagu yang membangkitkan semangat belajar
e. Tersedianya alam terbuka untuk kegiatan outdoor.
2. Tim pelatih dan panitia berada di tempat kegiatan selama kursus berlangsung.
3. Bahan serahan.
VII. Rencana Tindak Lanjut
1. Rencana Tindak Lanjut (RTL) disusun oleh peserta pada tahapan terakhir pelaksanaan kursus sebagai motivasi diri untuk melakukan kegiatan tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan.
2. RTL juga berfungsi sebagai acuan peserta dalam masa pengembangan/narakarya 1, yang nantinya digunakan sebagai persyaratan untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML).
VIII. Penutup
Dengan disusunnya panduan ini diharapkan Pelatih dapat memiliki pola penyajian modul KMD dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan.
KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD)
I. Pendahuluan
Proses pembelajaran yang berpusat kepada pendidik (teacher centered), di mana pendidik menganggap dirinya sebagai gudang ilmu pengetahuan (store of knowledge) sudah menjadi kamus kuno. Baden Powell telah mengalihkan proses pembelajaran menjadi proses pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (ask the boys – students centered). Dengan demikian pendidik berperan sebagai fasilitator bukan dominator.
Panduan ini dibuat agar penyelenggaraan kursus dapat dilakukan dengan memberi pengayaan pada metode penyampaian materi kursus, dan tidak terbatas pada metode ceramah. Pada akhir kursus, diharapkan peserta kursus memiliki wawasan kepramukaan yang lebih luas, serta keterampilan yang memadai untuk membina gugusdepan.
Panduan teknis penyajian modul Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) disusun dalam rangka standarisasi pola penyajian modul KMD, dengan harapan dapat menjadi panduan dasar bagi Pelatih Pembina Pramuka. Adapun pengembangan selanjutnya diserahkan kepada pelatih yang bersangkutan.
II. Tujuan dan Sasaran KMD
1. Tujuan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, disingkat KMD, adalah untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktis membina Pramuka.
2. Sasaran
Setelah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, peserta mampu :
a. Memahami, menghayati dan melaksanakan AD & ART Gerakan Pramuka.
b. Menjelaskan tentang Kepramukaan serta perkembangannya.
c. Menerapkan kepramukaan secara efektif dan efisien dalam membina Pramuka sesuai dengan golongannya.
d. Membina dan mengembangkan mental, fisik, intelektual, emosional dan sosial sesuai dengan golongannya sehingga dia mampu berperan positif dalam masyarakat lingkungannya.
e. Menerapkan kepemimpinan yang dijiwai dan bersumber pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka.
f. Mengelola Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik) sesuai dengan golongannya dan mengelola satuannya.
III. Metode
Materi KMD disajikan dengan pendekatan andragogi, berfokus pada pembelajaran diri interaktif progresif dengan melibatkan peserta secara langsung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode, di antaranya :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi kelompok
3. Curah gagasan
4. Metta Plan (Country Fair)
5. Studi kasus
6. Kerja kelompok
7. Demonstrasi
8. Bermain peran
9. Presentasi
10. Bola salju (snow balling)
11. Debat
12. Fish Bowl
13. Class students have
14. Simulasi
15. Base Mathod
16. Berbagai kegiatan praktek (kesiagaan, kepenggalangan, kepenegakan, kepandegaan, scouting skill, dan permainan).
17. Open Forum
18. Rencana Tindak lanjut/RTL (Action Plan).
IV. Rencana Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun rencana pembelajaran adalah andragogi yaitu strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara “Do-Look-Learn”. Untuk itu diperlukan petunjuk pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi berupa persiapan pembelajaran oleh pelatih (format terlampir) dan petunjuk pembelajaran bagi peserta kursus (format terlampir).
Pada akhir pertemuan sesi, pelatih mengadakan sharring dengan tujuan mengadakan pembulatan/pencerahan berupa kesimpulan.
V. Strategi pembelajaran
1. Strategi pembelajaran dilaksanakan dengan tata urut sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana belajar sesuai dengan topik sajian yang ada.
b. Memberikan petunjuk pembelajaran.
c. Sharing atas temuan-temuan yang ada.
d. Pembulatan/pencerahan/kesimpulan.
(agar lebih diperinci lagi)
2. Pembagian waktu penyajian pada setiap Pokok Bahasan:
a. Pengantar dan penjelasan materi untuk pemahaman konsep (ceramah) : 20 %;
b. Kegiatan praktek/simulasi/demonstrasi/ kerja kelompok atau mandiri : 70 %;
c. Pembulatan/pencerahan/kesimpulan :10%;
d. Satu jam pelajaran = 45 menit
3. KMD dilaksanakan di dalam ruangan 1/3 alokasi waktu dan di alam terbuka dalam bentuk perkemahan 2/3 alokasi waktu atau 2,5 hari di kelas – 4,5 hari di perkemahan.
VI. Pendukung Proses Belajar Mengajar dengan pendekatan Andragogi
1. Sarana Prasarana:
a. Lokasi kursus yang nyaman dan aman (terhindar dari gangguan)
b. Ruang belajar yang sehat.
c. Alat bantu pembelajaran yang memadai (kuantitas dan kualitas).
d. Alat musik yang dapat digunakan untuk memperdengarkan lagu yang membangkitkan semangat belajar
e. Tersedianya alam terbuka untuk kegiatan outdoor.
2. Tim pelatih dan panitia berada di tempat kegiatan selama kursus berlangsung.
3. Bahan serahan.
VII. Rencana Tindak Lanjut
1. Rencana Tindak Lanjut (RTL) disusun oleh peserta pada tahapan terakhir pelaksanaan kursus sebagai motivasi diri untuk melakukan kegiatan tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan.
2. RTL juga berfungsi sebagai acuan peserta dalam masa pengembangan/narakarya 1, yang nantinya digunakan sebagai persyaratan untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML).
VIII. Penutup
Dengan disusunnya panduan ini diharapkan Pelatih dapat memiliki pola penyajian modul KMD dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan.
Pengantar
PENGANTAR KAPUSDIKLATNAS ATAS PEMBAHARUAN BAHAN SERAHAN
KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) TAHUN 2010
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, yang telah menghidupkan Gerakan Pramuka Republik Indonesia dalam memberikan jalan kehidupan kepada anak bangsa agar lebih bermakna.
Perubahan adalah kehendak jaman dan manusia harus menyesuaikan diri secara normatif dengan perubahan-perubahan tersebut, demikian pula dengan pendidikan dan pelatihan dalam Gerakan Pramuka. Ketika Syarat Kecakapan Umum yang merupakan tolok ukur pendidikan nilai dan keterampilan peserta didiknya berubah, maka kualifikasi Pembinanya juga harus berubah sehingga konsekuensi logis dari perubahan tersebut paket latihan yang diperuntukkan bagi Pembinanya pun harus berubah.
Perubahan paket latihan ini terutama adalah dalam hal strategi pembelajaran yang kini ditetapkan secara lebih rinci, yakni dalam penyampaian teori hendaknya dilakukan 20% penjelasan tentang pokok-pokok materi, 70% adalah simulasi, demonstrasi, contoh, atau praktek langsung tentang materi yang disajikan, dan 10% dari waktu yang tersedia untuk pembulatan, atau penyimpulan. Oleh karena itu Pelatih Pembina Pramuka dalam perubahan ini dituntut untuk merencanakan pembelajaran dengan suatu kreativitas yang lebih tinggi, inovasi yang lebih mapan sehingga ia dapat mengaplikasikan teori kepramukaan dalam bentuk yang lebih riel.
Perubahan lainnya adalah terletak pada pemadatan teori kepramukaan yang semula dirasakan adanya duplikasi muatan. Dengan adanya contoh-contoh yang lebih riel dalam bentuk simulasi, demonstrasi, contoh atau praktek langsung maka peserta didik akan memperoleh kesan yang lebih dalam sehingga tanpa pengulangan pun peserta didik akan memperoleh muatan materi yang diharapkan. Namun demikian di sini pelatih dituntut untuk senantiasa dapat melakukan “reconecting lessons”, yakni penyaji berikutnya harus dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan materi sebelumnya. Oleh karena itu “Pelatih” dalam kursus ini tidak bisa datang hanya ketika dia menyampaikan materi. Kursus yang baik adalah ketika semua Pelatih yang tidak bertugas menyimak paparan pelatih lainnya, sehingga kecuali Pelatih dapat menghubungkan pelajaran yang disajikan dengan pelajaran sebelumnya ia juga dapat memperoleh pengkayaan materi dan metode penyampaian yang muaranya dapat menambah pengalaman dan mutu kepelatihannya.
Perubahan ketiga adalah adanya penambahan waktu praktek yang semula 14 jam menjadi 32 jam dan masih ditambah dengan jam penjelajahan sebagai akumulasi dari keterampilan kepramukaan (scouting skill) yang diterimanya. Dengan adanya penambahan jam praktek ini setidaknya peserta didik akan lebih matang dalam menyerap muatan dasar keterampilan dalam pelatihan di alam terbuka, tinggal bagaimana mengembangkannya di lapangan nantinya.
Perubahan-perubahan ini tidak akan bermakna manakala tidak ada niat yang tulus dari Pelatih dan Pembina Pramuka untuk berjuang terus dan mengabdi sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Ikhlas dalam membaktikan diri untuk terus membina bangsa dan senantiasa berbuat kebaikan, serta menepati apa yang diucapkan, inilah makna sesanti “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawalaksana.”
Jakarta, 22 Oktober 2010
Kepala Pusdiklatnas
JOKO MURSITHO
KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) TAHUN 2010
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, yang telah menghidupkan Gerakan Pramuka Republik Indonesia dalam memberikan jalan kehidupan kepada anak bangsa agar lebih bermakna.
Perubahan adalah kehendak jaman dan manusia harus menyesuaikan diri secara normatif dengan perubahan-perubahan tersebut, demikian pula dengan pendidikan dan pelatihan dalam Gerakan Pramuka. Ketika Syarat Kecakapan Umum yang merupakan tolok ukur pendidikan nilai dan keterampilan peserta didiknya berubah, maka kualifikasi Pembinanya juga harus berubah sehingga konsekuensi logis dari perubahan tersebut paket latihan yang diperuntukkan bagi Pembinanya pun harus berubah.
Perubahan paket latihan ini terutama adalah dalam hal strategi pembelajaran yang kini ditetapkan secara lebih rinci, yakni dalam penyampaian teori hendaknya dilakukan 20% penjelasan tentang pokok-pokok materi, 70% adalah simulasi, demonstrasi, contoh, atau praktek langsung tentang materi yang disajikan, dan 10% dari waktu yang tersedia untuk pembulatan, atau penyimpulan. Oleh karena itu Pelatih Pembina Pramuka dalam perubahan ini dituntut untuk merencanakan pembelajaran dengan suatu kreativitas yang lebih tinggi, inovasi yang lebih mapan sehingga ia dapat mengaplikasikan teori kepramukaan dalam bentuk yang lebih riel.
Perubahan lainnya adalah terletak pada pemadatan teori kepramukaan yang semula dirasakan adanya duplikasi muatan. Dengan adanya contoh-contoh yang lebih riel dalam bentuk simulasi, demonstrasi, contoh atau praktek langsung maka peserta didik akan memperoleh kesan yang lebih dalam sehingga tanpa pengulangan pun peserta didik akan memperoleh muatan materi yang diharapkan. Namun demikian di sini pelatih dituntut untuk senantiasa dapat melakukan “reconecting lessons”, yakni penyaji berikutnya harus dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan materi sebelumnya. Oleh karena itu “Pelatih” dalam kursus ini tidak bisa datang hanya ketika dia menyampaikan materi. Kursus yang baik adalah ketika semua Pelatih yang tidak bertugas menyimak paparan pelatih lainnya, sehingga kecuali Pelatih dapat menghubungkan pelajaran yang disajikan dengan pelajaran sebelumnya ia juga dapat memperoleh pengkayaan materi dan metode penyampaian yang muaranya dapat menambah pengalaman dan mutu kepelatihannya.
Perubahan ketiga adalah adanya penambahan waktu praktek yang semula 14 jam menjadi 32 jam dan masih ditambah dengan jam penjelajahan sebagai akumulasi dari keterampilan kepramukaan (scouting skill) yang diterimanya. Dengan adanya penambahan jam praktek ini setidaknya peserta didik akan lebih matang dalam menyerap muatan dasar keterampilan dalam pelatihan di alam terbuka, tinggal bagaimana mengembangkannya di lapangan nantinya.
Perubahan-perubahan ini tidak akan bermakna manakala tidak ada niat yang tulus dari Pelatih dan Pembina Pramuka untuk berjuang terus dan mengabdi sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Ikhlas dalam membaktikan diri untuk terus membina bangsa dan senantiasa berbuat kebaikan, serta menepati apa yang diucapkan, inilah makna sesanti “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawalaksana.”
Jakarta, 22 Oktober 2010
Kepala Pusdiklatnas
JOKO MURSITHO
Pembukaan
UPACARA PEMBUKAAN KURSUS
I. DASAR PEMIKIRAN
1. Peserta Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) adalah para calon Pembina yang selama ini baik yang sudah membina maupun yang belum membina Satuan Pramuka.
2. Kegiatan Pendidikan Kepramukaan selalu diawali dan diakhiri dengan Upacara Pembukaan dan Upacara Penutupan. Upacara ini bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan rasa cinta tanah air, jiwa persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, jiwa Pancasila, kedisiplinan dan kepedulian sosial. Oleh karena itu di dalam penyelenggaraan Kursus pun diawali dengan Upacara Pembukaan dan diakhiri dengan Upacara Penutupan.
II. TUJUAN
Meningkatkan kecintaan Peserta Kursus kepada tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa, penghayatan Pancasila, serta meningkatkan keteguhan kesetiaan (commitment) terhadap Gerakan Pramuka.
III. SASARAN
Setelah mengikuti Upacara Pembukaan Kursus, Peserta diharapkan:
1. meningkatnya rasa cinta tanah air, tanggung jawab dan disiplin pribadi,
2. menghayati Satya dan Darma Pramuka,
3. dapat memimpin dan dipimpin.
IV. SUSUNAN ACARA UPACARA PEMBUKAAN KURSUS
1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
2. Mengheningkan cipta
3. Pembacaan Surat Keputusan Penyelenggaraan Kursus
4. Laporan Kepala Lemdika/Ketua Panitia Penyelenggara
5. Amanat (Keynote Address) Pembina Upacara, dilanjutkan Pernyataan Pembukaan Kursus.
6. Penyerahan Tunggul Latihan.
7. Penyematan Tanda Peserta.
8. Hymne Satya Darma Pramuka
9. Doa.
V. WAKTU : 1 X 45 menit.
I. DASAR PEMIKIRAN
1. Peserta Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) adalah para calon Pembina yang selama ini baik yang sudah membina maupun yang belum membina Satuan Pramuka.
2. Kegiatan Pendidikan Kepramukaan selalu diawali dan diakhiri dengan Upacara Pembukaan dan Upacara Penutupan. Upacara ini bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan rasa cinta tanah air, jiwa persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, jiwa Pancasila, kedisiplinan dan kepedulian sosial. Oleh karena itu di dalam penyelenggaraan Kursus pun diawali dengan Upacara Pembukaan dan diakhiri dengan Upacara Penutupan.
II. TUJUAN
Meningkatkan kecintaan Peserta Kursus kepada tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa, penghayatan Pancasila, serta meningkatkan keteguhan kesetiaan (commitment) terhadap Gerakan Pramuka.
III. SASARAN
Setelah mengikuti Upacara Pembukaan Kursus, Peserta diharapkan:
1. meningkatnya rasa cinta tanah air, tanggung jawab dan disiplin pribadi,
2. menghayati Satya dan Darma Pramuka,
3. dapat memimpin dan dipimpin.
IV. SUSUNAN ACARA UPACARA PEMBUKAAN KURSUS
1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
2. Mengheningkan cipta
3. Pembacaan Surat Keputusan Penyelenggaraan Kursus
4. Laporan Kepala Lemdika/Ketua Panitia Penyelenggara
5. Amanat (Keynote Address) Pembina Upacara, dilanjutkan Pernyataan Pembukaan Kursus.
6. Penyerahan Tunggul Latihan.
7. Penyematan Tanda Peserta.
8. Hymne Satya Darma Pramuka
9. Doa.
V. WAKTU : 1 X 45 menit.
Langganan:
Postingan (Atom)