Kamis, 16 Februari 2012

Pelantikan

PELANTIKAN SEBAGAI  ALAT PENDIDIDIKAN


I.    PENDAHULUAN
Upacara pelatikan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan pengakuan dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya.

II.    MATERI POKOK

1.    Tujuan upacara pelantikan
Upacara pelantikan bertujuan agar pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan membuka hatinya terhadap nilai-nilai positif yang telah ditanamkan dalam proses pembinaan.  Sesuai tujuan Gerakan Pramuka, proses pembinaan adalah upaya membentuk manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada tuhan YME, peduli pada tanah air, bangsa, masyarakat, alam lingkungan serta peduli pada dirinya sendiri dengan berpedoman pada satya dan darma pramuka.

2.    Langkah-langkah proses pelantikan
    Setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban (menyelesaikan SKU, SKK, SPG dan lainya) dengan baik, para pramuka masih merasa perlu berusaha agar prestasinya tersebut mendapat pengakuan dan pengesahan dari lingkungannya, dengan jalan melewati upacara pelantikan.  Hal-hal yang dilakukan dalam proses pelantikan sebagai berikut:
a.    Persiapan
1)    Persiapan mental
yang dimaksud dengan persiapan mental ialah mempersiapkan peserta didik agar dengan sukarela mau mengucapkan janji/satya pramuka, serta dengan ikhas mau mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2)    Persiapan fisik
ialah persiapan peralatan pelantikan: bendera merah putih, standar bendera, tanda-tanda pelantikan/ TKU, TKK, TPG dan alat-alat penunjang lainnya.

b.    Pelaksanaan pelantikan
    Hal-hal prinsip yang dilakukan dalam upacara pelantikan, antara lain ialah:
1)    Bendera merah putih sebagai bendera pelantikan merupakan media untuk menanamkan jiwa : kebangsaan cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa.
2)    Wawancara antara pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan komitmennya terhadap Pendidikan Kepramukaan, kemasyarakatan, kemadirian, percaya diri, kepemimpinan dan ketakwaannya kepada Tuhan YME.
3)    Pengucapan satya pramuka secara sukarela oleh calon.
4)    Tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya.
5)    Dilaksanakan dalam suasana khidmat
6)    Adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik.

3.    Variasi tata upacara pelantikan dimungkinkan dapat dilaksanakan asal tidak mengaburkan makna pelantikan yang ada.

4.    Susunan acara dan formasi barisan pelantikan disesuaikan dengan perkembangan dan golongan peserta didik, diatur dalam PP Kwarnas No. 178 tahun 1979, tentang Petunjuk Penyelengaaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.

5.    Macam-macam Upacara pelantikan
a.    Upacara Penerimaan Anggota.
b.    Upacara Kenaikan Tingkat
c.    Upacara Pindah Golongan

6.    Upacara Pelantikan Pramuka Siaga.
a.    Penerimaan anggota (calon sudah menyelesaikan SKU Siaga Mula); dilaksanakan sesudah upacara pembukaan latihan, dengan susunan acara sebagai berikut:
1)    Calon Siaga yang akan dilantik diantar oleh pemimpin Barungnya menghadap Pembina (Yanda/Bunda)
2)    Para Siaga yang sudah dilantik menjadi Siaga Mula/Siaga Bantu/Siaga Tata maju satu langkah.
3)    Yanda/Bunda bertanya tentang SKU yang telah diselesaikan kepada calon.
4)    Ucapan janji Dwi Satya dengan dituntun  oleh Yanda/ bunda, sedangkan tangan kanan diletakkan di dada kirinya.
5)    Pembina menyematkan TKU Siaga Mula sambil memberikan nasihat seperlunya.
6)    Sulung memberi ucapan selamat diikuti semua Anggota Perindukan.
7)    Pembina memimpin doa.
8)    Pemimpin Barung membawa saudaranya yang baru dilantik untuk bergabung dengan  barungnya.
9)    Yanda/Bunda membubarkan barisan selanjutnya Perindukan melanjutkan kegiatanya.

b.    Kenaikan tingkat (dari Siaga Mula ke Siaga Bantu, Siaga Bantu ke Siaga Tata).
    Proses kenaikan tingkat pada hakekatnya sama dengan proses penerimaan calon.  Perbedaannya, sebelum penyematan TKU baru (Siaga Bantu/Tata), Pembina melepas TKU lama (TKU Siaga Mula/Bantu).
c.    Perpindahan dari golongan Pramuka Siaga ke golongan Pramuka Penggalang diwajibkan bagi Pramuka Siaga yang telah berusia 11 tahun dan berkeinginan untuk melanjutkan kegiatannya sebagai Pramuka Penggalang.  Proses perpindahan golongan  sebagai berikut :
1)    Proses di Perindukan Siaga
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan, dengan susuanan acara sebagai berikut :
a)    Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapatan  dengan Pembina (Yanda/Bunda)
b)    Penjelasan pembina bahwa kepindahan golongan Pramuka Siaga ke Penggalang semata-mata karena usia Pramuka Siaga tersebut telah mencapai 11 tahun.
c)    Pesan Yanda/Bunda kepada Siaga yang akan pindah ke Penggalang.
d)    Pramuka Siaga yang akan pindah golongan berpamitan kepada saudaranya di perindukan.
e)    Yanda/Bunda mengantar ke Pasukan Penggalang.

2)    Proses di Pasukan Penggalang
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan dengan susunan acara sebagai berikut:
a)    Penyerahan Siaga dari Yanda/bunda ke Pembina Penggalang.
b)    Penerimaan calon anggota oleh Pembina Penggalang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan Penggalang tersebut.
c)    Pembina Siaga kembali ke Perindukan untuk melanjutkan kegiatannya.
d)    Calon anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan, kemudian diserahkan kepada Regu yang sudah siap menerimanya.
e)    Ucapan selamat dari semua anggota pasukan dilanjutkan acara kegiatan yang sudah diprogramkan.


IV. WAKTU
Materi 6.2.a. , dan 6.2.b. = 1 jam pelajaran.




7.    Upacara Pelantikan Pramuka Penggalang
a.    Pelantikan calon Pramuka Penggalang menjadi Pramuka Penggalang, dilakukan setelah upacara pembukaan latihan dengan urutan acara sebagai berikut :
1)    Calon Penggalang (telah menyelesaikan SKU Penggalang Ramu) diantar Pemimpin  Regunya ke hadapan Pembina penggalang, selajutnya Pemimpin regu kembali ke tempat.
2)    Para Pramuka Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.
3)    Pembina mengadakan tanya jawab dengan calon tentang SKU yang telah diselesaikan.
4)    Calon yang akan dilantik berdoa diikuti oleh anggota pasukan dipimpin Pratama.
5)    Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan dari pembina; semua anggota pasukan memberi penghormatan di bawah pimpinan Pratama.
6)    Calon secara sukarela mengucapkan  janji Tri Satya dengan tangan kanan memegang ujung Sang Merah Putih dan diletakkan di dada sebelah kiri.
Pada waktu  ucapan janji  dikumandangkan semua anggota Pasukan mengadakan penghormatan di bawah pimpinan Pratama.
7)    Penyematan tanda pelantikan dan TKU Penggalang Ramu disertai nasihat Pembina.
8)    Pratama memberi ucapan selamat dengan berjabat tangan, diikuti oleh semua anggota pasukan.
9)    Pemimpin Regu menjemput anggotanya yang baru dilantik
10)    Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.
11)    Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina penggalang.

b.    Upacara kenaikan tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit dan dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap.
Prosesnya sama dengan pelantikan penggalang ramu. Perbedaannya, sebelum penyematan TKU Penggalang Rakit, Pembina melepas TKU Penggalang Ramu.  Demikian pula TKU penggalang Rakit dilepas terlebh dahulu oleh Pembina sebelum menyematkan TKU Penggalang Terap.

c.    Upacara pindah golongan dari Pramuka Penggalang yang berusia 16 tahun ke Pramuka Penegak, sbb:
1)    Dilaksanakan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan latihan Ambalan Penegak.
2)    Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina.
3)    Nasihat dan penjelasan Pembina bahwa kepindahannya semata-mata usianya sudah mencapai 16 tahun dan perkembangan jiwanya sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa Penggalang.
4)    Penggalang yang akan pindah golongan berpamitan kepada saudara-saudaranya di pasukan Penggalang.
5)    Pembina menggantar Penggalang yang bersangkutan ke ambalan Penegak.
6)    Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dengan pembina Penegak.
7)    Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihan yang sudah dipersiapkan.
8)    Acara penerimaan di ambalan Penegak disesuaikan dengan adat ambalan yang berlaku.
Contoh penerimaan calon penegak dilakukan sebagai berikut:
*        Formasi ambalan diubah menjadi setengah lingkaran. Penggalang yang pindah golongan menempati pusat lingkaran menghadap para Penegak.
*        Tanya jawab dilakukan antara Pramuka Penegak dengan Penggalang untuk menyakinkan keinginannya menjadi Pramuka Penegak
*        Setelah Penggalang tersebut diterima sebagai tamu Ambalan, maka diserahkan kepada Pemimpin Sangga yang telah siap menerima anggota baru.
*        Pembina Penegak menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk menlanjutkan kegiatan.
*        Selama berstatus sebagai Tamu Ambalan yang bersangkutan masih memakai seragam Penggalang

8.    Upacara Pelantikan Pramuka Penegak   
a.    Penerimaan calon Penegak, dilakukan sesudah upacara pembukaan latihan.
1)    Pradana mengumpulkan anggota Dewan Ambalan
2)    Tamu Ambalan berada di tempat yang sudah ditentukan.
3)    Kata Pengantar dari Pradana/Pembina Penegak
4)    Tanya Jawab antara Dewan Ambalan dengan Tamu Ambalan
5)    Petugas mengajak Tamu Ambalan meninggalkan tempat
6)    Dewan Ambalan bermusyawarah untuk menentukan diterima atau tidak sebagai calon Penegak
7)    Tamu Ambalan dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaan
8)    Ucapan selamat dari seluruh anggota Ambalan
9)    Calon Penegak bergabung dengan sangga Pramuka Penegak yang siap menerima
10)    Upacara selesai dilanjutkan kegiatan latihan



b.    Upacara Pelantikan menjadi Penegak Bantara
    Upacara ini hanya boleh diikuti oleh Pramuka Penegak Bantara dan Penegak Laksana, serta undangan khusus (orang tua calon, dll), diatur sebagai berikut:
1)    Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
2)    Calon Penegak yang akan dilantik sebagai Penegak Bantara diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri kehadapan Pembina Penegak
3)    Pembina Penegak minta penjelasan dari pendamping kanan tentang watak calon dan bertanya kepada pendamping kiri tentang kecakapan calon
4)    Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali  ke sangganya
5)    Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan pembina, para anggota peserta upacara memberi penghormatan kepada Sang Merah Putih atas pimpinan Pradana
6)    Tanya jawab tentang: SKU Penegak Bantara, kesiapannya bergiat sebagai Penegak Bantara, Komitmennya terhadap Pendidikan Kepramukaan, dsb
7)    Pembina memimpin doa sesuai dengan agama peserta upacara masing-masing
8)    Ucapan janji, Tri Satya, yang dituntun Pembina Penegak dengan tangan kanan memegang ujung Sang Merah Putih dan diletakkan di dada sebelah kiri atas jantungnya, semua peserta upacara memberikan penghormatan atas dibacakannya Tri Satya.
9)    Sang Merah Putih dibawa Petugas keluar formasi upacara, semua peserta upacara memberi penghormatan atas pimpinan Pradana
10)    Penyematan TKU Penegak Bantara oleh yang bersangkutan sendiri
11)    Upacara selamat Pradana diikuti oleh semua peserta upacara
12)    Pendamping kanan dan Pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang baru di lantik kembali ke Sangganya

c.    Upacara Pelantikan Pramuka Penegak Laksana
Proses pelantikan sama dengan pelantikan Penegak Bantara.  Perbedaannya adalah setelah ulang janji, Pembina melepas TKU Penegak Bantara, selanjutnya yang bersangkutan memasang sendiri TKU Penegak Laksana.

Ambalan Pramuka Penegak disamping memiliki Dewan Ambalan, Dewan Kehormatan Penegak juga memiliki Pemangku Adat yang bertugas menciptakan dan melestarikan adat Ambalan sebagai wahana untuk lebih memantapkan batin para Pramuka Penegak.  Dalam proses persiapan pelantikan, Pemangku Adat mempersiapkan acara adat berupa Renungan jiwa  dan Perjalanan suci, sesuai adat Ambalannya.

9.    Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega mempunyai pola yang sama dengan pindah golongan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak.  Perbedaan utama terletak pada materi tanya jawab antara Penegak dengan anggota Racana. Demikian pula proses upacara pelantikan pandega sama dengan proses pelantikan Penegak Laksana.  

III.    PENUTUP
Upacara  pelantikan yang dilaksanakan dengan tertib khidmat akan dapat membuka hati yang bersangkutan dan pada saat itu Pembina dapat memanfaatkan peristiwa tersebut sebagai media mendidik ketahanan spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar